Senin, 27 November 2017

Juni Ke-20

Kadang aku berpikir ia terlalu memengaruhi diriku dan betapa menyebalkannya hal itu. Tapi di saat seperti sekarang, aku memerlukannya, maka lagi-lagi aku mengikuti cara berpikirnya, maka lagi-lagi aku menentukan sikap setelah mendengarkannya. Hal yang sama yang telah terjadi selama bertahun-tahun kehidupanku.


Aku merasa begitu berat dan tidak tahu ke mana harus mengatakannya. Jika ada garis vertikal dan horisontal, maka aku tidak memiliki kesempatan untuk naik ataupun turun mengatakan apapun yang menyesakkan hatiku, sedangkan di sampingku, aku tidak bisa meniti garis horisontal itu. Maka aku berdiri di persimpangan kedua garis tersebut. Aku tidak merasa sendiri, hanya saja aku merasa takut tidak mampu menjaga kedua garis tersebut.

“Ia bertanya mengapa aku menjadi begitu perempuan. Aku tidak tahu. Segalanya terasa terlalu luas dan aku begitu kerdil. Aku tidak lagi bisa berpikir seliar dulu dan semasa bodoh waktu-waktu lalu. Jika ada segenggam pasir di tanganku, maka setiap butirnya yang terbang akan meminta tanggungjawabku. Ia mengatakan, bagus jika aku mulai bisa berpikir semakin dewasa, tapi jangan buat pagar terlalu rapat. Pagar ada untuk menjaga, tapi jika ia terlalu rapat, aku tidak akan bisa bergerak.”

Dalam segala kekacauan pikiran, aku ingin meyakini dengan sepenuh hati, Allah adalah dekat. Aku ingin memenuhi panggilan-Nya dalam segala kelapangan, keluasan, kelesuan, kejemuan, juga kesempitan.


“Dan Apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka katakanlah sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang yang memohon apabila ia memohon kepadaKu. Maka hendaklah mereka memenuhi (panggilan/perintah)Ku, dan beriman kepadaKu agar mereka mendapat petunjuk (bimbingan)”. (Al-Baqarah: 186)

0 komentar:

Posting Komentar