PINE FOREST
by Gabriela Mistral
(Children Winner of Nobel Prize For Poetry)
(Children Winner of Nobel Prize For Poetry)
Let us go now into the forest.
Trees will pass by your face,
and I will stop and offer you to them,
but they cannot bend down.
The night watches over its creatures,
except for the pine trees that never change:
the old wounded springs that spring
blessed gum, eternal afternoons.
If they could, the trees would lift you
and carry you from valley to valley,
and you would pass from arm to arm,
a child running
from father to father.
Pergi memasuki hutan
Melewati pepohonan di hadapanmu
Dan aku akan berhenti dan mengulurkanmu pada mereka
Tapi pepohonan tak bisa membungkuk untuk meraihmu
Malam menjelmakan makhluk-makhluk dalam kegelapan
Melewati pepohonan di hadapanmu
Dan aku akan berhenti dan mengulurkanmu pada mereka
Tapi pepohonan tak bisa membungkuk untuk meraihmu
Malam menjelmakan makhluk-makhluk dalam kegelapan
Kecuali pohon-pohon pinus yang tak
pernah berubah:
Luka lama yang mengalirkan
Getah yang diberkati, sore yang
abadi
Seandainya bisa, pohon-pohon akan menggendongmu
Dan membawamu dari lembah ke lembah
Dan kau akan bergantian digendong dari lengan ke lengan
Seorang anak bergenerasi
Dari ayah ke ayah
Seandainya bisa, pohon-pohon akan menggendongmu
Dan membawamu dari lembah ke lembah
Dan kau akan bergantian digendong dari lengan ke lengan
Seorang anak bergenerasi
Dari ayah ke ayah
~di tanah rantau, dalam kerinduan pada Bapak; yang menunjukkan Gunung Slamet di pagi hari, yang membuatkan sketsa Ikan, Apel, dan Bunga, yang mengajak memancing, yang mengajari astronomi dasar sambil melihat langit malam, yang naik motor pelan-pelan untuk menjelaskan satu per satu pemandangan di kanan dan kiri jalan, yang menghadiahkan Anggrek Bulan, yang menyanyikan lagu Selendang Sutera, yang sabar mengenalkan huruf hijaiyah, juz 'amma, dan doa-doa ma'tsur, yang mengirim kami ke berbagai majelis untuk mengaji.
0 komentar:
Posting Komentar